Review.. Review.. Revieeeewwww!!! Di sela-sela bikin review segala macem jurnal psikologi yang aneh-aneh dan banyak hurufnya itu, gw sempetin bikin review sesuai janji gw di postingan sebelumnya nih.. Recto Verso dulu ya, L-nya ntar nyusul lagi deh.
Recto Verso adalah hibrida 11 lagu dan 11 cerita pendek karya Dee. Hibrida adalah istilah yang dipakai oleh Dee untuk menggambarkan hubungan antara fiksi dan musik tersebut. Buat saya pribadi, Recto Verso adalah pernikahan antara lagu dan cerita pendek. Nah, Dee adalah penghulunya (atau KUA-nya??) yang membantu melegalkan dan mensahkan kedua pasangan itu untuk bersatu dalam sebuah ikatan. Agak berlebihan ya? Tapi itu analogi sotoy dan tak bertanggung jawab dari gw aja sih. Hehehe..
Well, gw ngga langsung baca ketika bukunya sampai di tangan. Kebetulan tugas kuliah sedang banyak-banyaknya dan gw bukan orang yang bisa mengerjakan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu, jadi gw memutuskan untuk menunda membaca dan mendengarkan musiknya terlebih dahulu. Sebelas lagu saya dengarkan sambil merevisi beberapa tugas kuliah. Beberapa kali gw terdiam sesaat ketika mendengar sebaris lirik di lagu pertama: Curhat Buat Sahabat. Ketika masuk ke lagu Malaikat Juga Tahu (itu pertama kalinya saya dengar lagu itu, padahal katanya di radio udah sering banget diputer), gw berhenti total merevisi tugas. Baru dua lagu, gw udah takjub. Gw pengen tau gimana rasanya kalo sambil baca cerpennya.
Membaca Recto Verso bikin hati gw terasa aneh. Gw ngga tau gimana menggambarkannya. Baru kali ini gw ngerasa seperti ini ketika membaca sebuah buku. Apa ya? Rasanya nano-nano, lengkap banget! Di satu cerita gw bisa terharu dan hampir meneteskan air mata karena ikut berempati pada Malaikat yang tak bersayap dan tak cemerlang. Di akhir cerita lainnya gw mengangkat alis dan manggut-manggut sok ngerti. Atau megernyitkan dahi karena ga nyangka kalo seekor cicak yang sangat menyebalkan buat gw bisa dijadiin sebuah cerita yang sangat manis. Euh, nano-nano banget deh.
Mendengar Recto Verso, seperti yang gw bilang tadi juga beberapa kali bikin gw terdiam. Liriknya bukan lirik cinta yang nyenye-nyenye, ini cinta yang sarat makna. Musiknya juga bukan musik-musik mainstream-ikut-ikutan-trend seperti yang banyak dinyanyikan penyanyi wanita Indonesia jaman sekarang. Ini baru namanya musik yang berkualitas, Bung! Manstabh!
Rangkaian kata dan rangkaian nada yang bersatu dalam satu ikatan bernama Recto Verso ini saya beri 5 bintang. Bener-bener menyentuh hati dari dua sisi. Dengan kata lain, gw sangat merekomendasikan Recto Verso ini untuk orang-orang di luar sana.. Selamat!!
Hey kamu, ngapain bengong? Dengar fiksinya, baca musiknya! ;)
No comments:
Post a Comment