35 hari jadi ibu tiri galak untuk ketujuh teman-teman gw.
35 hari jadi menteri kebersihan (baca: jadi babu cuci-cuci)
35 hari kedinginan setiap bangun pagi.
35 hari mandi pake air hujan yang dinginnya ngga nyantai.
35 hari bangun dengan pemandangan puncak gunung merapi yang menyembul di balik bukit bibi.
35 hari menemani Mbah Darmo dan Mbah Putri
35 hari melihat tujuh orang yang tadinya asing tapi pada akhirnya sudah seperti saudara
35 hari (eh kurang deng) bermain dengan anak-anak TK Mawar yang lucu dan polos ;)
35 hari berinteraksi dengan warga desa yang bicara dengan bahasa yang dulunya tidak gw mengerti sama sekali.
35 hari melihat kebaikan warga Desa Cluntang
35 hari membuat gw sadar bahwa apa yang kami lakukan ketika KKN bukanlah untuk "mengajari orang-orang di desa" melainkan "belajar dari orang-orang di desa". Ya. Gw belajar banyak dari warga. Gw dibesarkan oleh lingkungan yang penuh prasangka negatif terhadap orang asing. Kalo ngga kenal harus hati-hati, jangan terlalu baik sama orang asing. Di desa, gw justru menjadi 'orang asing' bagi warga, dan mereka justru baik banget sama gw. Warga ngga segan-segan menawarkan bantuan, jamuan, dan senyuman pada kami. Gw merasa diri gw sangat kurang ajar kalo sampe punya prasangka negatif sama warga. Gw dibesarkan di sebuah kota besar dengan prinsip "elu-elu gw-gw". Sampai di Cluntang, yang gw temukan justru gotong royong tanpa pandang bulu. Mau kaya atau miskin, punya ataupun tidak punya uang, semua saling bantu sesuai kemampuannya masing-masing.
Awalnya memang membosankan berada di Desa yang jauh dari hingar bingar, minim teknologi dan hiburan. Bertemu dengan teman-teman KKN dari desa sebelah merupakan hal yang sangat mewah buat kami. Membiasakan diri untuk basa-basi, unggah ungguh dan beramah tamah dengan warga bukanlah hal yang mudah bagi kami yang kebanyakan berasal dari luar jawa
Dua minggu berikutnya, sudah mulai terbiasa. Segala sesuatunya mulai terpola dan teratur. Pembagian tugas sudah mulai efektif. Interaksi dengan warga mulai lancar. Coping stress udah mulai membaik, kami mulai menemukan cara untuk boosting up our mood kalo udah mulai bosen. Gw mulai jatuh cinta sama anak-anak TK Mawar.
Minggu terakhir, gw mulai mempersiapkan diri untuk berpisah dengan semuanya. Berpisah dengan anak-anak TK, murd-murid SD, warga Desa, teman-teman KKN, berpisah dengan semuanya. Tapi sesiap apapun gw, hari terakhir gw tetap meneteskan air mata. Berat rasanya meninggalkan semua.
Air mata memang asin rasanya. Tetapi hari itu, rasanya ngga cuma asin tapi ada setitik rasa manis ketika sadar bahwa apa yang gw alami selama 35 hari merupakan kenangan indah yang ngga akan gw lupa :')
No comments:
Post a Comment